SACHIE
Kadang aku heran dengannya.
Apa sih, yang kurang? Fisik bisa dibilang oke,
siapa yang tidak suka dengan gadis berparas ayu. Wajahnya lonjong, dengan mata yang besar
berwarna coklat terang, bulu mata lentik hidung mungil tapi mancung dan bibir
yang mungil warna merah muda. Rambutnya
hitam pendek dengan poni di dahinya. Membuatnya
seperti boneka. Ditambah dengan kulit
putihnya. Sangat mirip dengan Momoko, tokoh dalam anime Wedding Peach. Iya itu, aku ingat
sekali. Dulu, ketika masih kelas tiga SD aku sering bersama kakakku menonton
anime ini. Itu
juga terpaksa, soalnya setelah Wedding Peach diputar Kamen Raider atau anime ksatria baja hitam.
Wedding
Peach itu cerita tiga gadis SMA yang melawan kejahatan. Disitu diceritakan bahwa
kekuatan yang mereka miliki akan berguna setelah mereka berubah dari anak SMA
menjadi pahlawan pembela kebenaran berkostum pengantin wanita.
Oke, cukup. Sachie, memang
aneh. Seram malah. Perubahan
suasana hatinya bisa sangat drastis. Dari
senang berlebihan bisa menjadi teramat sedih. Namun, selama ini Sachie bisa menunjukkan
sikap sebagi gadis baik-baik dengan kepribadian normal bahkan terlihat tanpa
pernah ada masalah. Di
sekolah, dengan senyum khasnya dia selalu menyapa setiap orang dan ramah. Sehingga banyak yang
menyukainya. Laki-laki
dan perempuan. Banyak
juga yang suka dengannnya. Temanku, Toru, juga pernah menceritakan perasannya
tentang Sachie padaku. Kusuruh dia untuk
mengatakan sendiri. Walaupun
banyak yang berteman dengannya, sahabatnya hanya aku saja.
Rumah
kami berdekatan. Sejak
kecil kami sudah tumbuh bersama. Tujuh
belas tahun hidup bertetangga. Apapun
tentangnya aku tahu. Perubahan
drastis sikapnya pun biasa kualami. Tetap
kadang aku pun tetap dibuat bingung.
Anehnya, sikapnya ini
tak pernah terungkap di depan orang. Jika
sedang bersamanya dan kulihat dia mulai menampakkan tanda-tanda akan meledak, kujejalkan
dango ke mulutnya. Maka
dari itu, baik Sachie
maupun aku selalu membawa dango kemana-mana. Seakan-akan ini adalah jimat kami berdua.
Makanan kesukaannya
memang. Biasanya setelah dango
masuk mulutnya, perlahan-lahan dia akan menarik nafas panjang. Dan akupun akan
melakukan hal yang sama. Lega.
lega, karena sahabatku masih bisa bertahan.
Sachie tinggal dengan
orang tuanya. Dia anak t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar