Minggu, 30 September 2012



SACHIE
Kadang aku heran dengannya. Apa sih, yang kurang? Fisik bisa dibilang oke, siapa yang tidak suka dengan gadis berparas ayu. Wajahnya lonjong, dengan mata yang besar berwarna coklat terang, bulu mata lentik hidung mungil tapi mancung dan bibir yang mungil warna merah muda. Rambutnya hitam pendek dengan poni di dahinya. Membuatnya seperti boneka. Ditambah dengan kulit putihnya. Sangat mirip dengan Momoko, tokoh dalam anime Wedding Peach. Iya itu, aku ingat sekali. Dulu, ketika masih kelas tiga SD aku sering bersama kakakku menonton anime ini. Itu juga terpaksa, soalnya setelah Wedding Peach diputar Kamen Raider atau anime ksatria baja hitam.
Wedding Peach itu cerita tiga gadis SMA yang melawan kejahatan. Disitu diceritakan bahwa kekuatan yang mereka miliki akan berguna setelah mereka berubah dari anak SMA menjadi pahlawan pembela kebenaran berkostum pengantin wanita.
Oke, cukup. Sachie, memang aneh. Seram malah. Perubahan suasana hatinya bisa sangat drastis. Dari senang berlebihan bisa menjadi teramat sedih. Namun, selama ini Sachie bisa menunjukkan sikap sebagi gadis baik-baik dengan kepribadian normal bahkan terlihat tanpa pernah ada masalah. Di sekolah, dengan senyum khasnya dia selalu menyapa setiap orang dan ramah. Sehingga banyak yang menyukainya. Laki-laki dan perempuan. Banyak juga yang suka dengannnya. Temanku, Toru, juga pernah menceritakan perasannya tentang Sachie padaku. Kusuruh dia untuk mengatakan sendiri. Walaupun banyak yang berteman dengannya, sahabatnya hanya aku saja.
Rumah kami berdekatan. Sejak kecil kami sudah tumbuh bersama. Tujuh belas tahun hidup bertetangga. Apapun tentangnya aku tahu. Perubahan drastis sikapnya pun biasa kualami. Tetap kadang aku pun tetap dibuat bingung.
Anehnya, sikapnya ini tak pernah terungkap di depan orang. Jika sedang bersamanya dan kulihat dia mulai menampakkan tanda-tanda akan meledak, kujejalkan dango ke mulutnya. Maka dari itu, baik Sachie maupun aku selalu membawa dango kemana-mana. Seakan-akan ini adalah jimat kami berdua. Makanan kesukaannya memang. Biasanya setelah dango masuk mulutnya, perlahan-lahan dia akan menarik nafas panjang. Dan akupun akan melakukan hal yang sama. Lega. lega, karena sahabatku masih bisa bertahan.
Sachie tinggal dengan orang tuanya. Dia anak t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar