Jika
hidung Cleopatra sedikit lebih pendek, tentu sejarah dunia akan lain
Jika
Napoleon Bonaparte gugur sewaktu ia masih sersan, tentu . . .
Jika
seandainya Mirabeau tidak segera mati, mungkin akhir dari Perancis bisa
tertahan sementara
Jika
seandainya Julius Caesar mau menerima nasehat tukang nujum untuk tidak pergi ke
rapat Senat, ia tidak akan mati terbunuh
Jika
Bung Karno seggera mengutuk PKI, bagaimana jadinya dengan Orde Baru?
Pertanyaan
“jika”, “kalau” tak akan ada hentinya
Biarlah
pertanyaan itu terus dipertanyakan
-anonim-
Mengapa harus kasar? Pertanyaan yang pernah keluar. Dari luar, memang kelihatan ada yang terluka, tetapi di dalam, lebih pedih
sekali rasanya.
Sekali peristiwa, ketika sedang naik pitam, ia
bahkan menampar dengan kasar! Ini tanda-tanda bahwa bisa saja kalau
hubungan dilanjutkan maka yang terjadi adalah menjadi sansak hidup.
Pernah merasakan sakitnya disia-siakan. Dengan seenaknya
menduakan. Bahkan dengan dengan seenaknya meninggalkan kekasihnya hanya karena
dia bertemu dan jatuh cinta dengan perempuan lain.
Meski sebelum kejadian itu ada satu hal yang tidak bisa
dimaafkan. Kejadian yang bila diteruskan akan menjalar dan melemahkan seluruh
fungsi hati.
Kekerasan fisik. Bentuk paling menyakitkan yang pernah dilakukan
seorang laki-laki terhadap pasangannya.
Menyerang fisik sekaligus psikis. Menyakiti orang yang
mencintainya itu. Ketika menyia-nyiakan bukan malah menjaga wanita yang selalu
setia menunggunya. Dan dengan penuh kesadaran membuat sang wanita menangis
sejadi-jadinya.
Bagaimana sakitnya dikecewakan dan disakiti. Pernah
merasakan ketika seseorang itu menghancurkan hati dan malah membawa
kepingan nya tanpa pernah perduli betapa kecewanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar