Kamis, 07 Mei 2015

REVIEW: Carrie (2013)


Carrie White dijahili teman-temannya pada saat prom nite. Menuangkan darah babi dan melumuri seluruh tubuh tak lama setelah dinobatkan menjadi Prom Queen. Carrie pun marah dan membuat prom nite berubah jadi pesta kematian.

Carrie White (Chloe Grace Moretz) , seorang gadis yang tinggal bersama ibunya, Margareth White (Julianne Moore). Carrie yang pemalu menjadi korban bullying di sekolahnya. Digunjingkan oleh teman-temannya, dijauhi baik oleh murid perempuan juga laki-laki. Kelakuan ibunya di rumah juga kelewat konservatif. Ibunya merasa harus menjaga Carrie dari dunia dengan cara relijius, tegas dan kasar.

Suatu hari Carrie merasa ada yang aneh dengan tubuhnya seusai olahraga. Gadis pemalu ini tidak menyadari bahwa itu merupakan menstruasi pertamanya. Panik, dia meminta tolong kepada teman-temannya. Namun mereka malah mempermainkannya dengan merekam Carrie yang panik dan melemparkan tampon (pembalut) padanya. 

Kejadian ini berefek panjang. Chris Hargeson, gadis nakal yang membully Carrie dihukum tidak boleh ikut Prom Nite. Serta ibunya juga dipanggil ke sekolah. Sesampainya di rumah bukan perlakuan manis yang biasa seorang ibu lakukan ketika mengetahui anaknya menstruasi pertama kali. Carrie dianggap melakukan kesalahan sehingga mengharuskannya dihukum. Sejak kejadian tersebut, Carrie menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan khusus. Carrie mampu mengendalikan benda dengan pikiran. 

Chris Hargeson, yang tidak terima dihukum berencana mengerjai Carrie di malam prom nite. Malam yang seharusnya menjadi malam yang membahagiakan berubah menjadi malam yang paling mengerikan.

Carrie merupakan film pertama yang diadaptasi dari novel Stephen King. Carrie tahun 1976 ini diperankan oleh Sissy Spacek dan disutradarai oleh Brian de Palma. Film ini sukses besar, kemudian dibuat remake dengan Chloe Grace Moretz sebagai Carrie. Sesuai perkiraan, Carrie versi Chloe terlalu cantik untuk dibully. Tidak membuat saya merasa kasihan padanya. Chloe tidak sekeren ketika menjadi Abby di Let Me In serta Hit Girl di Kick Ass.

Dibandingkan dengan Carrie (1976), Carrie (2013) lebih terasa sebagai film remaja. Tidak terasa suspensenya.  Malah Julianne Moore yang berperan sebagai ibu Carrie membuat saya benci sekaligus gemas padanya.

Dalam novel Carrie, Stephen King dengan jelas menggambarkan Carrie sebagai seorang gadis yang jauh dari ideal namun masih mampu berubah menjadi manis. Namun pada filmnya, Carrie digambarkan memang cantik dari awal, hanya tidak terlihat karena gayanya yang kuper. Tapi tetap kelihatan cantik kok.




Adegan ketika Carrie mengejar Chris Hargensen dan Billy Nolan yang merupakan dalang dari usaha untuk mempermalukan Carrie, terlihat bahwa Chris mati setelah menabrak tiang listrik dan kepalanya menabrak kaca kemudian terbakar.  Nampaknya sang editor lupa, setelah meninggalkan Chris yang terbakar, dari belakang terlihat bahwa mobil tersebut kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar