Senin, 14 Mei 2012

Dari Seberang Jalan


Dia menuruni tangga
Tubuhnya yang jangkung berjalan gontai
Seperti tak acuh

Tak dihiraukannya wajah  sumringah gadis-gadis yang berjalan berlawanan arah
Tampangnya lumayan
Tapi tampangnya waktu  marah mengerikan
Tapi ada sesuatu dalam dirinya yang membuat siapapun pasti akan tertarik padanya
Kalau sedang menggaruk-garuk,
dia memang tak beda dengan anak-anak muda gondrong lainnya

Kini dia duduk di warung kopi samping pintu keluar kampus
Istirahat sejenak dari panas matahari siang ini
Es teh dihadapannya belum disentuh

Berkali-kali aku meliriknya
Yang dilirik tetap tidak menyadari
Dia terbenam dalam  lamunannya

Akhirnya kunikmati saja wajahnya dari seberang jalan
Ketajaman matanya
Betul-betul bikin aku gugup.
Tapi, pelototan lelaki itu membuat aku merasa bersalah

Rambut lelaki itu melambai-lambai
Tubuh jangkungnya membuat dia duduk dengan punggung melengkung

Aku hapal kebiasaannya
Biasanya kalau sudah duduk di warung kopi itu
Ya, mengawasi pinggul gadis yang bergoyang-goyang lewat di depannya
Tapi, sepertinya hari ini tidak berselera
Kenapa ya?

Mungkin dia baru putus dengan pacarnya?
Atau, baru saja melihat pacarnya menyeleweng
Atau, kehilangan duit
Atau, tak ada duit buat bayar kos
Tak mungkin, masa masih bisa nongkrong di warung kopi
Atau, tak lulus ujian

Tampangnya seperti orang yang mau makan tapi di depannya malah ada tahi kucing
Dia menarik napas,
berusaha membenamkan dalam-dalam kejengkelannya yang merayap-rayap

Yah,
Tak peduli
Aku nikmati saja wajahnya mumpung dia tidak sadar
Dari seberang jalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar